09 May 2010

Pelangi meledak di kepalaku, Djana
Ini pagi, pukul tujuh membelah diri jadi dua
Mataku meraung mencari langit
Aku terhimpit tubuh sendiri

Sekarang jalan menyeringai jadi rintangan

Dan awan adalah sekumpulan bara api yang membuat langitku memerah

Ting....ting....

Ada dentingan yang memanggil dari luar jendela
Sungguh tak akan kuintip, Djana!
Leherku membatu, segan untuk palingkan muka!
Sejuta kutu sedang merayapi layar perak
Maka itu kututup! Penonton tak boleh masuk!
Biarkan sesaat aku kutuki darah yang membeku ini

Di depan ada batu, segala rupa debu

Aku begitu benci bahwa bergerak adalah maju


***

pagi. Ditemani GYBE yg berotasi di kamarku.

0 komen: