Pelangi meledak di kepalaku, Djana
Ini pagi, pukul tujuh membelah diri jadi dua
Mataku meraung mencari langit
Aku terhimpit tubuh sendiri
Sekarang jalan menyeringai jadi rintangan
Dan awan adalah sekumpulan bara api yang membuat langitku memerah
Ting....ting....
Ada dentingan yang memanggil dari luar jendela
Sungguh tak akan kuintip, Djana!
Leherku membatu, segan untuk palingkan muka!
Sejuta kutu sedang merayapi layar perak
Maka itu kututup! Penonton tak boleh masuk!
Biarkan sesaat aku kutuki darah yang membeku ini
Di depan ada batu, segala rupa debu
Aku begitu benci bahwa bergerak adalah maju
***
pagi. Ditemani GYBE yg berotasi di kamarku.
Ini pagi, pukul tujuh membelah diri jadi dua
Mataku meraung mencari langit
Aku terhimpit tubuh sendiri
Sekarang jalan menyeringai jadi rintangan
Dan awan adalah sekumpulan bara api yang membuat langitku memerah
Ting....ting....
Ada dentingan yang memanggil dari luar jendela
Sungguh tak akan kuintip, Djana!
Leherku membatu, segan untuk palingkan muka!
Sejuta kutu sedang merayapi layar perak
Maka itu kututup! Penonton tak boleh masuk!
Biarkan sesaat aku kutuki darah yang membeku ini
Di depan ada batu, segala rupa debu
Aku begitu benci bahwa bergerak adalah maju
***
pagi. Ditemani GYBE yg berotasi di kamarku.
0 komen:
Post a Comment