11 April 2010

seratus receh untuk jakarta



jakarta telah lelah,
manusia berebut memakukan ego di daging kota, memberi kawat baja dan tanda marka "KAMI SEGALANYA"; tak sadar hasratnya yang bernanah mengepul dari tiap ujung, sia-sia melumuri tubuh-tubuh yang beterbangan di jalan, pikiran-pikiran yang mencemaskan lapar, dan yang lain yang tak tertanda

jakarta wujudkan surga sintetis,
dan jika otak adalah pusat syaraf, jakarta adalah puncak kesombongan berbalut sampah, berlapis marah, terselubungkan diam dan kaki gunung bawah sadar
jakarta mencandu ego, ia sakiti ia pula yang nikmati.

dan kuberi uang seratus recehku untuk jakarta


0 komen: